Rabu, 30 November 2011

Belajar resensi film pada real steel: tafsir baru kemanusiaan untuk dunia tinju


Melihat ulang humanisme kita pada dunia boxing
Sebagai sebuah film futuristik (tahun 2020) real steel menggambarkan perkembangan atas kecanggihan dunia robot. Dunia robot (cyborg world) merupakan sebuah dunia yang diprediksi akan menjadi keseharian kita nanti. saat teknologi menjadi sarapan lumrah kita dan kita mulai melihat tanda-tandanya dari sekarang.
Tinju merupakan olahraga keras dan kejam.sebuah aktivitas otot mekanik antar manusia yang disahkan melalui sebuah seremoni sportivitas. Dikatakan kejam ketika darah menjadi resultan dari proses yang tak terelakan. Sehingga banyak yang menganggap olahraga ini tidak manusiawi. Karena manusia selayaknya binatang aduan yang ditonton beramai-ramai dan dipertaruhkan malah. Tidak jauh beda dengan ayam jago yang disabung atau jangkrik yang adu.

Tentu akan lain soal jika robot yang merupakan rangkaian baja dan sambungan kabel-kabel menjadi subjek dari olahraga tinju tersebut. Tentunya tidak akan ada darah yang mengucur, pelipis yang robek atau rahang yang patah seperti pada makhluk yang bernama manusia.

Memaknai sebuah film tentunya ada pesan yang ingin dihadirkan bagi pembuatnya. Pesan yang tertangkap ketika menonton film ini adalah adanya harapan untuk masa depan. Pada film ini terdapat dua subjek pada sebuah olahraga tinju yaitu subjek aktif dan subjek pasif. Subjek aktif adalah robot itu sendiri yang bertarung dan manusia hanyalah sebagai subjek pasif yang memegang remote yang untuk mengendalikan robot. Dan sudah saatnya manusia pada dunia boxing  bukan lagi sebagai subjek aktif tetapi sebagai subjek pasif saja (sebagai pemegang remote tentunya). Sehingga tinju akan jauh dari kesan tidak  manusiawi tapi mampunyai kesan baru sebagai robotsiawi (mungkin,hehehe).

Tanda yang tersembunyi
Dalam sebuah film adalah hal lumrah adanya sebuah makna yang disembunyikan pada sebuah tanda. Dalam semiotika sausure tanda adalah kestuan petanda (signified) dan penanda (signifier). Petanda adalah gambaran mental,konsep dan ide sedangkan penanda adalah aspek material dari bahasa.

Di real steel  kita menemukan sebuah tanda yang menarik yang menjadi roh dari pesan yang ingin disampaikan pada film ini. Hal tersebut adalah scene dimana saat pertarungan antara atom melawan robot petarung kelas jalanan di sebuah kebun binatang bernama shafeer zoo. Ada sebuah pertanyaan muncul ketika tiba di scene adalah pada kebun binatang ini tidak ada seekor binatang pun di dalamnya. Artinya di kebun binatang ini binatang-binatang telah mati. Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah kenapa harus ada latar pertarungan di kebun binatang?. Bagian ini sangat dominan dibanding latar pertarungan tambahan lain dijalanan,dll (dengan mengingat juga bahwa latar pertarungan utama adalah di ring).

Sehingga kita bisa menangkap penanda (signifier) dari bagian ini adalah kebun binatang yang tanpa binatang atau binatang-binatangnya telah mati. Bagaimana dengan petandanya(signifier) ?. petanda atau ide dari penanda diatas adalah ide matinya sifat kebinatangan manusia pada pertarungan robot tinju tersebut. Pemaknaan baru yang muncul dalam pertarungan tinju antar robot adalah sebuah isyarat punahnya sifat binatang  dalam peradaban manusia.

Kesimpulan di atas merupakan lahir dari proses interpretasi makna saya sebagai penafsir. Bukankah Roland Bartes mengatakan the author is dead (penulis telah mati) ketika tulisan/teks telah sampai pada pembaca yang menafsirkan. Dan film ini adalah teks yang dihidupkan oleh penontonya dengan makna. Begitu pula dengan kalian berhak menfsirkan sendiri atas film ini. Kita sama-sama mempunyai hak yang sama.



Hal lain
Film ini tidak salah kalau saya kategorikan masuk genre drama-action. Selayaknya sebuah drama perasaan kita akan diaduk-aduk dengan isi cerita yang menyentuh dan menarik.seperti  Saat Atom harus dinyatakan kalah oleh juri tapi mendapat pengakuan juara rakyat oleh khalayak penonton. Padahal zeus hampir kalah untung diselamatkan oleh dentuman bel. Disini kita harus memilih mana yang penting apakah  hasil dari sebuah otoritas struktural dewan juri atau legitimasi penonton-rakyat yang demokratis. Sisi actionya terletak dari pertarungan robot-robot itu sendiri meski tetap ada perkelahian manusianya dalam film ini tapi tetap tidak mengurangi nilai isu yang diusungnya.

Hal menarik lainya adalah perpaduan animasi dan realis pada robot yang di desain cukup baik dan unsur musik yang dipadukan dengan dance membuat film ini makin hidup.
Terkahir, seperti sebuah pesan : tontonlah, kalian tidak akan rugi!

1 desember 2011 @bung,tamalanrea mksr – Sesaat beberapa jam setelah kemenangan Chris john atas merdov



2 komentar:

  1. Penafsiran yang Luar biasa, bgaimana tentang pertarungan robot yang menggunakan Remote serupa dengan Game2 stasion yg beredar kmudian diakhiri dengan Robot yang bertarung dengan mengikuti sang pelatih, nampaknya sifat manusia untuk berekspresi di luar batas aturan menjadi sorotan yang penting hingga menjadi penentu kemenangannya, atau mungkin walau dengan technology yang tinggi manusia tidak akan mencapai titik kesuksesannya tanpa menggunakan naluri kemanusiannya, Mantap Brother

    BalasHapus
  2. kupikir intinya adalah manusia tetap sebagai pengendali, artinya walaupun robot sbg aktor manusialah kreator dan direktor (sutradara) nya. manusia sbg titik sentrum di alam semesta ini.

    BalasHapus