pernahkah merasa terbelah atau utuh? mungkin saja tidak,mungkin juga iya. tergantung kita memaknai apa itu utuh dan terbelah.bukankah kata tidak mampu membelah makna dengan sangat elegan bahkan tidak mampu menghadirkanya secara utuh dalam konsep benak masing-masing penafsir kata.
kata bisa membungkus makna sekaligus bisa menelanjangi makna,tergantung pentuturnya merapalkanya. bahkan dengan kata segala sesuatu bermula tercipta.jelasnya, kata tidak akan mampu menghadirkan makna secara utuh untuk mewakili apa yang terasa.termasuk rasa untuk saat ini di ruang dan masa ini.saat dimana labirin gelap itu yang pernah menyelimuti kini berpendar perlahan-lahan.menyeruak sedikit demi sedikit menampakan cahaya.
kamu adalah cahaya, pengandaian ini cocok.kamu adalah cahaya, kalimat ini tepat. kamu tetap adalah cahaya, barisan kata ini mempesona. karena namamu adalah cahaya,ini adalah aksioma yang melampaui postulat. dulu pernah kuteriakan "bahkan setiap sel dalam diriku menginginkanmu" dan sekarang setiap sel ku berteriak ingin selalu membaur,meresap jauh sampai belahan sel terkecil, sebut saja itu quad(belahan sel terkecil).
kalimat ini tiba-tiba muncul dalam ruang kosakata pikiranku.akhirnya memaksa keluar,jauh mengalir melewati irisan-irisan makna. kadang saya benci para pujangga karena mereka telah merebut kata yang harusnya bisa kurapalkan. kadang saya benci para penyair karena mereka telah meringkus mantra-mantra kata yang masih bisa kulantunkan,untukmu tentunya.
sekarang, cahaya itu masuk disetiap celah dalam pikiranku kadang menggigilkan akalku tapi saya menikmatinya.bukankah penikmat sejati adalah mereka yang selalu menyadari betapa bodohnya bila menyia-nyiakan.tak ada yang tersia-sia dalam mencintai itu pernah dikatakan penyair tapi bukan waktunya untuk saya hakimi kalimat ini.
sekarang, saat ruang dan masa ini masih akan tetap utuh sampai nanti saya bersiap untuk meneriakan lantunan kontinyuitas suatu prinsip keberlanjutan sebagai sebuah sumpah pada pilihan.ini adalah sebuah pilihan, ini adalah sebuah jalan. jalan para ksatria, jalan para samurai, jalan para pendekar,jalan pedang. pedangnya adalah kata-kata dan sarung pedangnya adalah ingatan. ingatan atas kata-kata sebab ingatan adalah melankoli.dalam ingatan kata bukan janji tapi kesempatan.berilah kesempatan pada kata dan ingatan itu.
kata bisa membungkus makna sekaligus bisa menelanjangi makna,tergantung pentuturnya merapalkanya. bahkan dengan kata segala sesuatu bermula tercipta.jelasnya, kata tidak akan mampu menghadirkan makna secara utuh untuk mewakili apa yang terasa.termasuk rasa untuk saat ini di ruang dan masa ini.saat dimana labirin gelap itu yang pernah menyelimuti kini berpendar perlahan-lahan.menyeruak sedikit demi sedikit menampakan cahaya.
kamu adalah cahaya, pengandaian ini cocok.kamu adalah cahaya, kalimat ini tepat. kamu tetap adalah cahaya, barisan kata ini mempesona. karena namamu adalah cahaya,ini adalah aksioma yang melampaui postulat. dulu pernah kuteriakan "bahkan setiap sel dalam diriku menginginkanmu" dan sekarang setiap sel ku berteriak ingin selalu membaur,meresap jauh sampai belahan sel terkecil, sebut saja itu quad(belahan sel terkecil).
kalimat ini tiba-tiba muncul dalam ruang kosakata pikiranku.akhirnya memaksa keluar,jauh mengalir melewati irisan-irisan makna. kadang saya benci para pujangga karena mereka telah merebut kata yang harusnya bisa kurapalkan. kadang saya benci para penyair karena mereka telah meringkus mantra-mantra kata yang masih bisa kulantunkan,untukmu tentunya.
sekarang, cahaya itu masuk disetiap celah dalam pikiranku kadang menggigilkan akalku tapi saya menikmatinya.bukankah penikmat sejati adalah mereka yang selalu menyadari betapa bodohnya bila menyia-nyiakan.tak ada yang tersia-sia dalam mencintai itu pernah dikatakan penyair tapi bukan waktunya untuk saya hakimi kalimat ini.
sekarang, saat ruang dan masa ini masih akan tetap utuh sampai nanti saya bersiap untuk meneriakan lantunan kontinyuitas suatu prinsip keberlanjutan sebagai sebuah sumpah pada pilihan.ini adalah sebuah pilihan, ini adalah sebuah jalan. jalan para ksatria, jalan para samurai, jalan para pendekar,jalan pedang. pedangnya adalah kata-kata dan sarung pedangnya adalah ingatan. ingatan atas kata-kata sebab ingatan adalah melankoli.dalam ingatan kata bukan janji tapi kesempatan.berilah kesempatan pada kata dan ingatan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar