
Itulah kalimat yang sepintas terdengar ketika terjadi telewicara di sebuah media TV swasta nasional antara wartawan dengan seorang pemirsa di suatu daerah di negeri ini. sepintas terdengar lucu dan menimbulkan pertanyaan dari pernyataan tersebut. benarkan memang negeri ini penuh dengan kelucuan? layaknya negeri ini menjadi sebuah pentas parodi yang siap menyuguhkan tontonan menghibur rakyatnya. tentu saja melalui media, baik cetak maupun elektronik dan tentu pula aktor,skenario dan sutradaranya adalah para politisi ataupun broker/mafia politik.
Tentu cukup beralasan kalimat ini terlontar dari serang masyarakat awam yang selalu
disuguhi dengan peristiwa-peristiwa aktual dan faktual yang berkembang. kalimat ini muncul ketika kasus Bibit-Chandra mulai mencuat kembali setelah sempat tenggelam oleh isu-isu lain. kasus yang pernah terkenal dengan sebutan cicak vs buaya ini mulai menyita perhatian kembali setelah SKPP yang dikeluarkan oleh Kejaksaan agung di tolak oleh MA setelah sebelumnya Anggodo Wijoyo mengajukan kasasi. Anggodo Wijoyo atau yang biasa di kenal dengan "super Anggodo" memang hebat. KPK yang notabene merupakan badan negara yang mempunyai kewenangan dan kekuasaan yang diberikan oleh konstitusi diobok-obok oleh seorang Anggodo. Apakah karena Anggodo mempunyai banyak uang untuk menyogok dengan sedikit campuran konspirasi dengan penjahat hukum lainya sehingga dia memangkan kasus ini di MA,entahlah.
Faktor ditolaknya SKPP (surat keputusan pemberhentian perkara) Kejagung oleh MA adalah karena alasan yang dikeluarkan oleh Kejagun adalah karena alasan sosiologis. sehingga alasan ini tidak kuat. namun kita tidak akan membahas hal ini, biarlah ahli hukum yang memperbincangkanya. satu hal yang menarik dari kasus ini adalah impotenya lembaga negara dalam mempertahankan dirinya dari serangan lawanya. tentu saja akan menjadi impoten atau lemah dikarenakan KPK menjadi satu bagian skenario yang dirancang untuk tetap menyuburkan budaya koruptor oleh para pelaku koruptor di negara ini. hal ini membuat kita teringat pula bagaimana Antasari Azhar harus menjadi bagian skenario yang lain ketika dia baru memulai membongkar kecurangan sistem informatika di KPU pada pilpres kemarin.
Memang lucu negeri ini ketika seseorang dengan modal uang yang melimpah bisa memanipulasi produk hukum dan aktor hukum lainya. belum lagi ketika kita melihat hal-hal lucu lainya yang di parodikan pada pentas nasional saat ini. misteriusnya pengangkatan Timur pradoppo, lagu SBY yang harus menjadi soal CPNS,tabung gas yang masih selalu meledak ( hal inilah membuat takut Malaysia berperang dengan indonesia dikarenakan Indonesia mempunyai senjata berbahaya pemusnah massal ini), dan masih banyak hal lucu lainya. dan, akhirnya tak salah kalau kita ikut-ikutan mengatakan "apa sih yang tidak lucu di negeri ini???".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar